Focus Group Discussion (FGD) dengan topik Pemutakhiran Kurikulum Outcome-Based Education (OBE)

Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila telah sukses melaksanakan salah satu kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang diagendakan pada  bulan Juni, yaitu kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik pemutakhiran Kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Kegiatan ini berlangsung di Fave Hotel, Margonda Depok. dengan dihadiri oleh 18 peserta yang terdiri dari berbagai narasumber dan peserta yang terdiri dari dosen, alumni, serta praktisi industri pariwisata dan pengguna.  Kegiatan FGD ini bertujuan untuk memperbarui kurikulum yang sesuai dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) guna meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi lulusan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila dengan kebutuhan industri. Narasumber memberikan berbagai wawasan dan rekomendasi yang sangat berharga mengenai pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran, serta evaluasi berbasis capaian hasil belajar (learning outcomes).

Kegiatan dimulai dengan Pembukaan dengan sambutan oleh Prof. Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila dan dilanjut dengan Paparan Narasumber I yaitu Prof. Pepen Arifin, Ph.D. yang merupakan Tenaga Ahli, BAN-PT,Tim Akreditasi Internasional, DIKTI-BELMAWA  dan juga Ketua, Satuan Penjaminan Mutu ITB. Arahan prof. Pepen. Selanjutnya  Paparan Narasumber ke II yaitu Dr. Ani Wijayanti, M.M., M.MPar. CHE, sebagai Ketua Bidang  Pengembangan SDM lembaga HILDIKTIPARI, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika. Acara FGD  dipandu oleh  Moderator Devi Roza K. Kausar, Ph.D,. CHE.

Presentasi FGD yang diselenggarakan pada 25 Juni 2024, mencakup berbagai topik penting terkait implementasi Pendidikan Berbasis Hasil (Outcome-Based Education atau OBE). Presentasi ini diawali dengan pengenalan konsep OBE, yang menekankan pada pengorganisasian sistem pendidikan agar mampu menghasilkan kemampuan yang penting bagi mahasiswa pada akhir pengalaman belajar mereka. Selanjutnya, dijelaskan paradigma OBE, yang fokus pada hasil belajar, fleksibilitas dalam metode pengajaran, dan perbandingan antar institusi berdasarkan hasil belajar yang dicapai.

Pada bagian implementasi kurikulum OBE, naras sumber  menjelaskan langkah-langkah perancangan kurikulum yang meliputi analisis SWOT program studi, penyusunan profil lulusan, dan evaluasi kurikulum. Selain itu, dibahas juga tentang pembelajaran dan asesmen, yang mencakup tujuan penilaian pembelajaran, teknik dan instrumen penilaian, serta penyusunan mata kuliah dan penentuan bobot SKS. Terakhir, disampaikan tentang pengukuran Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), yang mencakup metode penilaian dan mekanisme evaluasi untuk memastikan lulusan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Diskusi yang berlangsung interaktif dan konstruktif menghasilkan beberapa kesimpulan penting yang akan menjadi dasar bagi pembaruan kurikulum. Salah satu hasil utama dari diskusi ini adalah perlunya integrasi antara teori dan praktik yang lebih baik serta peningkatan kerjasama dengan industri pariwisata untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang relevan dan siap kerja.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan foto bersama seluruh peserta. Kegiatan FGD ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Dengan selesainya kegiatan ini, Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila terus berkomitmen untuk melakukan inovasi dan pemutakhiran dalam berbagai aspek pendidikan demi tercapainya visi dan misi institusi.

Masukan Reviewer: Dr. Ani Wijayan

  • Dokumen Kurikulum:
  • Dokumen kurikulum OBE di Universitas Pancasila sudah lengkap dan disusun sesuai dengan panduan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
  • Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL):
  • Berdasarkan hasil diskusi pada FGD, diharapkan ada pemutakhiran CPL sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
  • CPL yang digunakan saat ini masih relatif banyak dan cukup menyulitkan dalam proses pengukuran CPL kemudian.
  • Rumusan CPL dapat diringkas menjadi CPL prodi yang mencerminkan visi keilmuan prodi.
  • Pengukuran CPL belum diimplementasikan. Diharapkan segera menyusun pedoman pengukuran CPL prodi.
  • Pemutakhiran dokumen kurikulum hendaknya dilakukan secara berkala.

Masukan Reviewer: Endang Komesty Sinaga
Jabatan: Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu Poltekpar NHI Bandung

  • Perlu dipertimbangkan bobot SKS antara mata kuliah Praktik dan mata kuliah Teori. Saat ini, bobot SKS teori lebih besar dibandingkan dengan bobot SKS praktik.
  • Perlu dikaji ulang kaitan antara Mata Kuliah Pengantar Industri Perjalanan Wisata dan Manajemen Pemasaran BPW dengan CPL dan Profil Lulusan prodi S1 Pariwisata. Jika memang diperlukan, sifatnya hanya sekedar pengetahuan tambahan (nice to know) dan bisa diselipkan di mata kuliah lain sebagai bagian dari bab (chapter).
  • Perlu ditambahkan mata kuliah Manajemen Risiko, mengingat kebutuhan di industri.
  • Perlu ditambahkan mata kuliah penciri prodi terkait Community Based Tourism (CBT).

Masukan Reviewer: Reynon Vigor Adi Sukma

Jabatan: Vice President
Instansi: PT Pembangunan Jaya Ancol

Tantangan di Dunia Kerja:

  1. Kualifikasi: Masih kurangnya pemenuhan kualifikasi dari segi skill, pendidikan, dan pelatihan.
  2. Perubahan Industri: Banyak organisasi mengadopsi teknologi, sehingga diperlukan adaptasi kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ini.
  3. Manajemen Waktu: Kemampuan manajemen waktu sangat penting agar mahasiswa bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik.
  4. Kepercayaan Diri: Keraguan terhadap diri sendiri dan kurangnya kepercayaan diri.

Kebutuhan Kurikulum:

  • Kurikulum harus bisa merespon kebutuhan industri pariwisata dengan lebih adaptif dan mengikuti perkembangan teknologi.
  • Mahasiswa harus memiliki keterampilan dasar dalam pengolahan data, seperti penggunaan Excel, dan keterampilan presentasi.
  • Keterampilan hospitality harus disesuaikan dengan kebutuhan industri, baik secara offline maupun online.
  • Mahasiswa harus mampu membaca pasar, mengingat teknologi telah mengubah landscape bisnis secara signifikan.
  • Manajemen risiko harus diperhitungkan dalam setiap kegiatan, baik pada tingkat mikro maupun makro, dan mahasiswa harus bisa melakukan mitigasi risiko.

Kemampuan Penting:

  • Mahasiswa harus mampu memahami dan mempresentasikan ide dan gagasan yang inovatif sesuai dengan tuntutan industri kerja.
  • Mahasiswa harus pintar mengelola stres diri di dunia kerja yang penuh tekanan.
X